Penyakit Gagal Ginjal Menghantui Beberapa Negara – Baru-baru ini penyakit gagal ginjal semakin merebak yang disebabkan karena mengkonsumsi obat yang dijual. Sebelum kejadian ini Negara India pada tahun 1972 menelan korban banyak karena mengkonsumsi obat. India terutama di wilayah Gambia mencatat 70 kasus anak meninggal. Hal ini membuat WHO ikut andil untuk menyelesaikan permasalhan. Sehingga detai masalh pun diketahui, penyebab kejadian ini adalah karena sudah melanggar sebanyak 12 poin saat membuat obat. Alasan-alasan karena permasalahan ini karena kandungan Entilen glikol yang biasa di sebut EG dan kandungan dietilen glikol atau biasa disebut dengan DEG melewati batas.
Kasus lain juga terjadi di Mumbai pada tahun 1986 yang mencatat 14 kasus pasiaen. Tidak lama setelah itu 11 dari 14 kasus anak meninggal. Selanjutnya kasus di Gurgaon yang menelan korban sebanyak 33 anak yang terjadi pada tahun 1998. Kasus yang terjadi adalah meninggalnya 11 anak yang meninggal karena mengkonsumsi obat sirup yang dinilai sudah terkontaminasi. Karena banyaknya kasus yang terjadi membuat Thakur mengajukan beberapa petisi kepada Kementrian Kesehatan agar memberitahu hasil penyelidikan yang sudah dilakukan terhadap kasus anak-anak ini. Ketika kejadaian anak keracunan DEG harusnya Kemenkes memberitahu bagaimana sikap yang diambil untuk mencegah kematian anak secara massal ini dan melakukan penyelidikan secara transparasi.
Karena birokrasi yang dilakukan cukup lemah membuat para pejabat politik tidak menanggapi petisi yang dilakukan. Karena sikap pemerintah yang begitu sulit memberitahu mengenai obat-obatan tersebut. Sehingga Takur dan Prashant Reddy membuat buku yang membahas mengenai penelitian tentang obat-obatan. Rekan Takur tersebut mengetahui bahwa India memiliki standar proses obat yang baik karena sudah diatur dalam Undang-Undang pada tahun 1988.
Sedangkan negara AS yang obat-obatanya di konsumsi anak India menyatakan memiliki dokumentasi pembuatan obat secara lengkap dan patuh akan peraturan yang berlaku sehingga kualitas obat yang diproduksi tidak diragukan lagi. Lisesnsi membuat obat di Indiia memang bisa saja dicopot namun para produsen tidak bisa diadili. Melanjutkan pernyataan ini Thakur berpendapat agar perusahaan dan produsen obat di India harusnya dapat dihukum apabila tidak memberitahu informasi bagaimana proses produksi yang dijalankan oleh mereka. Selain itu pengawasan guna mengontrol dalam produksi obat di India juga tidak tertata sehingga pemerintah harus turun tangan agar menjadi displin dan terarah. Karena India memiliki yuridikasi tersendiri yang cukup banyak sehingga memnuat penegakan hukum yang tertuju pada pengawasan produksi obat cukup sulit.
Delapan Negara yang Pernah Mengalami Penyakit Gagal Ginjal Akut
Karena berita dan kasus di Indonesia sekarang meninpa mengenai penyakit gagal ginjal dan kasus kematian anak yang terjadi membuat banyak yang menoleh dari kasus negara lain. Beberapa negara yang pernah melewati masa sulit dalam menangani kasus gagal ginjal ini adalah China, Panama, Haiti, Nigeria, Bangladesh, dan Gambia selain itu baru-baru ini menimpa Indonesia.
1. Negara India
Salah satu negara yang memiliki industri farmasi dan selalu berkembang, ternyata India memiliki kasus yang gagakl ginjal yang menelan korban sebanyak 15 anak yang terjadi di wilayah Chenai karena sudah mengkonsumsi obat yang di dalamnya terkandung DEG. Selanjutnya pada tahun 1986 di wilayah Mumbai tercatat 14 kasus anak meninggal dunis, tidak hanya itu dua tahun berselang 11 anak meninggal di wilayah Bihar.
Setelah dalam kurun waktu yang lama pada tahun1998 kembali terulang kasus yang sam dan menelan 33 korban jiwa di wilayah Gurgaon. Dan yang terkahir kasus terjadi pada tahun2019 yang menewaskan 11 anak di daerah Jammu pada akhir tahun.
2. Negara Haiti
Negara ini juga merasakan kasus yang sama, periode kasus selama tujuh bulan pada akhir tahun 1995 hingga pertengahan tahun1996. Kasus ini mencatat hingga 86 anak di negara Haiti meninggal dunia karena disebabkan gagal hinjal yang akut. Jumlah kasus yang tinggi membuat organisasi kesehatan dunia dan WHO ikut menindaklanjuti kasus.
Hasil dari penyelidikan yang panjang menemukan penyebab banyaknya anak meninggal diyakini 79 persen kasus karena mengkonsumsi obat sirup yang diproduksi oleh produsen lokal, obat tersebut adalah Afebril dan Valadon. Obat-obatan yang sama dengan kasus lain karena mengandung DEG yang digunakan pada pabrik pengolahan tekstil.
3. Negara China
China mengalami permasalahan yang sama pada tahun 2006 tercatat 18 pasien yang terdapat di rumah sakit Guangzhou wilayah provinsi Guangdong meninggal dunia. Kasus kematian ini disebabkan oleh mengkonsumsi obat Amillarisin A yang awalnya membantu dalam mengatasi masalah kantung kemih. Ternyata obat tersebut memiliki kandungan DEG. Saat kematian pemerintah tidak berbuat banyak namun selang setahun PM China memerintahkan agar menyelidiki kasus ini. PM menyadari bahwa ada tindakan yang tidak beres yang dilakukan farmasi.
4. Negara Indonesia
Setelah kejadian Gambia Indonesia memberitakan bahwa kasus meninggal dunia sudah mencapai 206 dengan keterangan gagal ginjal. Dari banyak kasus tersebut tercatat 99 anak telah meninggal dunia. Kemenkes menyatakan belum terindentifikasi permasakhan yang terjadi. Namun langkah yang sudah diambil oleh Kemenkes adalah menghentikan penjualan dan penyebaran obat sirup, hal ini dilakukan hingga ada peraturan pemerintah mengeluarkan pengumuman secara resmi mengenai obat dan penyebab terjadinya gagal ginjal anak.
Selain beberapa negara di atas juga melanda Panama yang terjadi pada tahun 2017. Negara Bangladesh mencatat 25 kasus anak pada tahun 2009. Negara Nigeria mencatat28 kematian anak karena mengkonsumsi obat. Dan Negara Gambia yang mencatat 70 anak meninggal karena disebabkan gagal ginjal yang akut.